Anggota kelompok : RICKY KURNIAWAN , BANU SATRIA
4KA11
Pengantar Telematika
Jaringan Wireless Bridge Transparant Mikrotik
1. Abstrak
Bridge memiliki kemampuan untuk memproses keputusan perelaian/perutean sebuah frame berada dalam bridge itu sendiri, sehingga transparan terhadap stasiun-stasiun yang berkomunikasi, sehingga disebut juga Transparent Bridge. Penggunaan transparent bridge pada wireless point-to-point Mikrotik dapat dilakukan dengan beberapa mode wireless yang berbeda pada host (akses poin) dan klien (station).
Kata kunci : Bridge
2. Daftar Isi
1. Abstrak
2. Daftar Isi
3. Pendahuluan
4. Landasan Teori
5. Metode Penelitian
6. Kesimpulan
7. Daftar Pustaka
3. Pendahuluan
Bridge adalah sebuah perangkat antar
jaringan yang merelai frame-frame data dari satu segmen jaringan ke
segmen jaringan lain, sehingga menjadikan segmen-segmen jaringan
tersebut muncul sebagai sebuah LAN tunggal yang besar, yang disebut
sebagai extended LAN atau bridged LAN.
Bridge memiliki kemampuan untuk memproses keputusan perelaian/perutean
sebuah frame berada dalam bridge itu sendiri, sehingga transparan
terhadap stasiun-stasiun yang berkomunikasi, sehingga disebut juga
Transparent Bridge. Penggunaan transparent bridge pada wireless
point-to-point Mikrotik dapat dilakukan dengan beberapa mode wireless
yang berbeda pada host (akses poin) dan klien (station).
Jaringan wireless adalah jaringan
yang mengkoneksikan dua komputer atau lebih menggunakan sinyal radio, cocok
untuk berbagi-pakai file, printer, atau akses Internet.
Bentuk Jaringan
Wireless
- Personal Area Network ( PAN )
PAN nirkabel
memiliki jangkauan yang relatif pendek sekitar 15 meter dan hanya efektif
untuk memenuhi kebutuhan dalam ruang sempit atau lingkup pribadi
performan PAN dapat di bilang sedang, memiliki bit rate mencapai 2 Mbps.
Kebanyakan PAN memiliki dan mengunakna gelombang radio untuk menyampaikan
informasi udara. Contoh aplikasi PAN nirkabel adalah Bluetooth.
- Local Area Network ( LAN )
LAN nirkabel
memberikan performan yang tinggi user biasanya mengunakan laptop, PC, ataupun
PDA. LAN nirkabel mempunyai bit rate mencapai 54 Mbps. aplikasi ini cocok pada
perkantoran, pusat perbelanjaan atau perumahan yang biasanya di sebut dengan
hotspot.
- Metropolitan Area Network ( MAN )
MAN nirkabel
mencakup suatu perkotaan, paerforman MAn nirkabel sangat beragam apabila
di dalam gedung dapat mencapai 100Gbps ( dengan Ir.DA ) tetapi apabila dengan
radio yang radiusnya 20 mil hanya mampu menghasilkan kecepatan sebesar 100
Kbps.
- Wide Area Network (WAN )
Sesuai
dengan namanya , WAN nirkabel mencakup wilayah yang sangat luas dan mancakup
keseluruhan dunia, performan WAN cukup rendah yaitu sebesar 170 Kbps, tetapi
karena penggunaan dengan streaming rendah seperti ponsel, dapat di kompres
sehingga proses tidak terlalu lama bahkan dapat di bilang cepat.
4. Landasan Teori
Wireless P2P pada Mikrotik dengan menggunakan mode Bridge pada AP dan
mode Station pada klien. Station adalah mode standar untuk klien AP yang
tidak mendukung L2 bridging. Penggunaan bridge dengan mode ini tidak
akan memberikan hasil yang diharapkan. Di sisi lain mode ini dapat
dianggap paling efisien dan karenanya harus digunakan jika tidak
menggunakan L2 bridging pada station.
Mode ini dapat digunakan di semua protokol nirkabel, sehingga bisa dipadukan dengan perangkat selain Mikrotik. Walaupun tidak mendukung L2 Bridging, namun mode station masih bisa digunakan untuk membangun jaringan Wireless P2P Mikrotik dengan cara memadukan mode ini dengan fitur EoIP.
Mode ini dapat digunakan di semua protokol nirkabel, sehingga bisa dipadukan dengan perangkat selain Mikrotik. Walaupun tidak mendukung L2 Bridging, namun mode station masih bisa digunakan untuk membangun jaringan Wireless P2P Mikrotik dengan cara memadukan mode ini dengan fitur EoIP.
Teknik ini menyajikan antarmuka virtual pada setiap perangkat (AP dan station) yang dapat dijembatani bersama-sama untuk membuat transparent bridge pada sambungan nirkabel. Interface Ether dan EoIP di-bridge dan interface wlan pada kedua router diberi Alamat IP lokal satu segmen untuk menghubungkan keduanya melalui protokol EoIP.
WDS adalah mode Station yang mendukung fitur Wireless Distribution
System dan L2 bridging. Wireless Distribution System (WDS) adalah sistem
yang memungkinkan interkoneksi nirkabel AP pada jaringan IEEE 802.11.
Hal ini memungkinkan jaringan nirkabel yang akan diperluas menggunakan
beberapa jalur akses tanpa memerlukan backbone kabel untuk menghubungkan
nya, seperti yang diperlukan secara konvensional. Keuntungan utama dari
WDS atas solusi lain adalah bahwa WDS mempertahankan alamat MAC dari
frame klien di seluruh koneksi antar AP.
Konfigurasi pada mode ini dengan membuat interface WDS pada AP baik WDS
statis maupun WDS dinamis. Kemudian pada AP interface WDS di-bridge
dengan Ether, sedangkan pada klien interface Wlan di-bridge dengan
Ether. Namun penggunaan WDS pada wireless P2P memiliki beberapa
kelemahan, yaitu jika koneksi terputus waktu (delay) untuk kembali
terkoneksi lebih lama dan hanya bisa digunakan di RouterOS sehingga
tidak mendukung penggunaan perangkat selain Mikrotik.
Mode Bridge Pada mode ini kedua Mikrotik digunakan sebagai AP dengan mode Bridge. Wireless Distribution System (WDS) digunakan untuk membuat komunikasi nirkabel antara kedua AP. Sehingga secara umum hampir sama seperti mode Bridge – Station WDS hanya saja dalam mode ini kedua Mikrotik diset sebagai Bridge.
Dengan demikian kedua Mikrotik memancarkan sinyal sebagai AP dengan SSID, band, dan frekuensi yang sama supaya bisa saling terhubung melalui WDS Link. Karena menggunakan WDS, maka mode ini hanya dapat digunakan antar perangkat Mikrotik. Konfigurasi mode ini dilakukan dengan membuat interface WDS dan mengaktifkan fitur WDS pada kedua AP. Kemudian interface WDS dan Ether di-bridge.
Station Pseudobridge yaitu mode station yang mendukung L2 Bridging namun
hanya satu mac-addresss saja yang bisa aktif di belakang AP, jadi hanya
bisa untuk satu klien saja. Mode ini dapat digunakan pada semua
protokol kecuali Nv2 dan sedapat mungkin dihindari penggunaannya.
Mode ini bisa digunakan jika AP tidak mendukung mode yang lebih baik untuk L2 bridging (misalnya ketika non-RouterOS AP yang digunakan) atau jika hanya satu perangkat harus terhubung ke jaringan melalui perangkat stasiun.
Mode ini bisa digunakan jika AP tidak mendukung mode yang lebih baik untuk L2 bridging (misalnya ketika non-RouterOS AP yang digunakan) atau jika hanya satu perangkat harus terhubung ke jaringan melalui perangkat stasiun.
Mode Station Bridge hanya dapat digunakan pada perangkat dengan sistem
operasi RouterOS. Mode ini menyediakan dukungan untuk L2 bridging pada
perangkat stasiun. Mode ini adalah hak milik MikroTik dan tidak dapat
digunakan untuk menghubungkan perangkat merek lain. Mode ini aman
digunakan untuk L2 bridging dan harus digunakan bila ada alasan yang
cukup untuk tidak menggunakan mode station-wds.
5. Metode Penelitian
Mode Wireless Mikrotik
|
802.11
|
ROS
802.11
|
Nstreme
|
Nv2
|
station
|
√
|
√
|
√
|
√
|
station-wds
|
√
|
√
|
√
|
|
station-pseudobridge
|
√
|
√
|
√
|
|
station-bridge
|
√
|
√
|
√
|
Pada protokol Nstreme sama seperti ROS 802.11, dimana merupakan protokol hak milik Mikrotik dan mendukung semua mode. Sedangkan pada Nv2 yang merupakan perkembangan dari Nstreme yakni Nstreme version 2 mendukung semua mode kecuali station-pseudobridge.
6. Kesimpulan
Tidak semua protokol nirkabel mendukung mode tersebut, sehingga ada mode yang tidak bisa digunakan dengan perangkat selain Mikrotik.
7. Daftar Pustaka
http://mikrotikindo.blogspot.com/2013/08/penjelasan-wireless-transparent-bridge-mikrotik.html
tolong dimuatin daftar pustakanya juga donk . . :)
BalasHapus